Beroperasi 2019, Pembangunan Tol Cisumdawu Bakal Dikawal - Penjabat Gubernur Jawa Barat Komisaris Jenderal Mochamad Iriawan meminta pemerintah Sumedang mengawal proyek tol Cisumdawu. Hal ini diungkapkan saat Iriawan melantik pejabat Bupati Sumedang, Soemarwan Hadisoemarto yang menggantikan Eka Setiawan. Masa tugas bupati sebelumnya telah berakhir mulai Kamis, 5 Juli 2018.
“Meskipun itu proyek nasional, tapi saya akan arahkan terinci agar ada satu akselerasi. Percepatan yang saya inginkan yaitu segera tercapainya target Cisumdawu,” kata Iriawan di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 5 Juli 2018.
Iriawan mengatakan, kendati penjabat bupati Sumedang hanya bertugas hingga bupati terpilih dilantik pada September 2018, percepatan bisa dilakukan. Targetnya adalah jalan tol Cisumdawu tahun depan tidak molor. “Syukur-syukur bisa lebih cepat, tapi mimimal target bulan dengan tahun jangan sampai molor lagi,” kata dia.
Iriawan mengatakan, jalan tol Cisumdawu dibutuhkan secepatnya bisa rampung untuk mendukung pengembangan bandara Kertajati di Majalengka. “Sehingga nanti segera bisa dimanfaatkan, yang penting untuk menyambung Bandung sampai Sumedang,” kata dia.
Iriawan mengatakan, pemerintah Sumedang akan diminta mengawal penanganan dampak sosial proek Cisumdawu tersebut. Diantaranya soal pembebasan lahan yang dibutuhkan untuk proyek jalan tol tersebut. “Ada beberapa tempat yang belum dibebaskan. Saya pikir tidak ada yang tidak bisa diselesaikan. Pasti bisa apabila dikomunikasikan,” kata dia.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat Soemarwan Hadisoemarto sebelumnya ditunjuk menjadi penjabat sementara bupati Sumedang menggantikan petahana yang tengah cuti mengikuti pilkada. “Yang bersangkutan sudah menguasi wilayah,” kata Iriawan.
Soemarwan mengatakan, pihaknya akan mengawal proyek jalan tol Cisumdawu. “Kemarin kami sudah coba jajaki, inventarisasi permasalahannya,” kata dia, Kamis, 5 Juli 2018.
Soemarwan mengatakan, ada sejumlah masalah yang mengemuka, di antaranya soal pembebasan lahan di Ruas 1 jalan tol Cisumdawu di ruas Cileunyi-Rancakalong. “Salah satu masalah yang baru muncul adalah pengosongan lahan. Pihak pelaksana yang di segmen satu di dekat Cileunyi, bahwa pihak pengembang merasa sudah membebaskan, tapi masyarakat belum keluar dan menawar setelah Lebaran. Mudah-mudahan sekarang sudah bisa terselesaikan,” kata dia.
Pengerjaan jalan tol Cisumdawu sepanjang 61,1 kilometer dibagi antara pemerintah dan Badan Usaha Jalan Tol. Pemerintah dengan biaya pinjaman pemerintah China mengerjakan jalan tol itu untuk Seksi I dan II antara Cileunyi-Sumedang sepanjang 28,5 kilometer, sementara Seksi III, IV, V, dan VI sepanjang 32,6 kilometer oleh PT Cipta Karya Jabar Tol.
Pengerjaan konstruksi jalan tol baru dikerjakan untuk Seksi II yang dibagi dalam 2 fase, yakni Fase 1 Ranca Kalong-Ciherang (6,35 kilometer) sudah tuntas, serta Fase 2 antara Ciherang-Sumedang sepanjang 10,70 kilometer. Pada Segmen I, Fase II, dibagung tunnel atau terowongan sepanjang 472 meter yang akan menjadi konstruksi terowongan terpanjang di Indonesia.
“Meskipun itu proyek nasional, tapi saya akan arahkan terinci agar ada satu akselerasi. Percepatan yang saya inginkan yaitu segera tercapainya target Cisumdawu,” kata Iriawan di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 5 Juli 2018.
Iriawan mengatakan, kendati penjabat bupati Sumedang hanya bertugas hingga bupati terpilih dilantik pada September 2018, percepatan bisa dilakukan. Targetnya adalah jalan tol Cisumdawu tahun depan tidak molor. “Syukur-syukur bisa lebih cepat, tapi mimimal target bulan dengan tahun jangan sampai molor lagi,” kata dia.
Iriawan mengatakan, jalan tol Cisumdawu dibutuhkan secepatnya bisa rampung untuk mendukung pengembangan bandara Kertajati di Majalengka. “Sehingga nanti segera bisa dimanfaatkan, yang penting untuk menyambung Bandung sampai Sumedang,” kata dia.
Iriawan mengatakan, pemerintah Sumedang akan diminta mengawal penanganan dampak sosial proek Cisumdawu tersebut. Diantaranya soal pembebasan lahan yang dibutuhkan untuk proyek jalan tol tersebut. “Ada beberapa tempat yang belum dibebaskan. Saya pikir tidak ada yang tidak bisa diselesaikan. Pasti bisa apabila dikomunikasikan,” kata dia.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat Soemarwan Hadisoemarto sebelumnya ditunjuk menjadi penjabat sementara bupati Sumedang menggantikan petahana yang tengah cuti mengikuti pilkada. “Yang bersangkutan sudah menguasi wilayah,” kata Iriawan.
Soemarwan mengatakan, pihaknya akan mengawal proyek jalan tol Cisumdawu. “Kemarin kami sudah coba jajaki, inventarisasi permasalahannya,” kata dia, Kamis, 5 Juli 2018.
Soemarwan mengatakan, ada sejumlah masalah yang mengemuka, di antaranya soal pembebasan lahan di Ruas 1 jalan tol Cisumdawu di ruas Cileunyi-Rancakalong. “Salah satu masalah yang baru muncul adalah pengosongan lahan. Pihak pelaksana yang di segmen satu di dekat Cileunyi, bahwa pihak pengembang merasa sudah membebaskan, tapi masyarakat belum keluar dan menawar setelah Lebaran. Mudah-mudahan sekarang sudah bisa terselesaikan,” kata dia.
Pengerjaan jalan tol Cisumdawu sepanjang 61,1 kilometer dibagi antara pemerintah dan Badan Usaha Jalan Tol. Pemerintah dengan biaya pinjaman pemerintah China mengerjakan jalan tol itu untuk Seksi I dan II antara Cileunyi-Sumedang sepanjang 28,5 kilometer, sementara Seksi III, IV, V, dan VI sepanjang 32,6 kilometer oleh PT Cipta Karya Jabar Tol.
Pengerjaan konstruksi jalan tol baru dikerjakan untuk Seksi II yang dibagi dalam 2 fase, yakni Fase 1 Ranca Kalong-Ciherang (6,35 kilometer) sudah tuntas, serta Fase 2 antara Ciherang-Sumedang sepanjang 10,70 kilometer. Pada Segmen I, Fase II, dibagung tunnel atau terowongan sepanjang 472 meter yang akan menjadi konstruksi terowongan terpanjang di Indonesia.