Rabu, 02 November 2016

Djuanda sosok abdi negara dan pegawai negeri teladan Tanah Air

Djuanda, sosok abdi negara dan pegawai negeri teladan Tanah Air


Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Mendengar nama Djuanda anda tentu segera teringat dengan bandar hawa internasional di Surabaya. Tidak ada kelirunya kita mengetahui sosok tokoh nasional yang satu ini, yuk! Djuanda Kartawidjaja yaitu seseorang politisi, Perdana Menteri Indonesia yang kesepuluh sekalian perdana menteri yang paling akhir. Beliau juga menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I. Sumbangsihnya yang paling besar untuk Indonesia yaitu ada Deklarasi Djuanda th. 1957. Deklarasi ini menyebutkan kalau laut Indonesia yaitu termasuk juga laut sekitaran, diantara serta didalam kepulauan Indonesia jadi satu kesatuan lokasi NKRI atau lebih di kenal dengan negara kepulauan. Hal semacam ini terdaftar dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS). Nama beliau diabadikan sebagai nama bandar hawa di Surabaya yaitu Bandara Djuanda. Ini lantaran jasanya dalam memperjuangkan pembangunan bandara sampai bisa terwujud. Tidak cuma untuk nama bandara, namanya juga jadikan untuk nama rimba raya di Bandung yakni Taman Rimba Raya Ir. H. Djuanda. Djuanda adalah anak pasangan Raden Kartawidjaja serta Nyi Monat. Beliau menggunakan masamasa sekolah dasarnya di Hogere Burger School (HIS), lalu ia geser ke sekolah untuk anakanak Eropa, Eropa, Europesche Lagere School (ELS). Kemudian, beliau meneruskan ke Technische Hoogeschool te Bandoeg (THS) yang saat ini di kenal dengan nama ITB. Waktu itu beliau mengambil jurusan tehnik sipil. Waktu jadi mahasiswa beliau aktif dalam organisasi nonpolitik seperti Paguyuban Pasundan serta Muhammadiyah, sampai pernah rasakan jadi pimpinan sekolah Muhammadiyah. Lalu beliau bekerja sebagai pegawai di Departemen Pekerjaan Umum propinsi Jawa Barat. Sesudah lulus dari TH Bandung, beliau lebih pilih jadi guru di SMA Muhammadiyah yang jumlah upahnya tidak seberapa besar. Walau sebenarnya saat itu beliau juga ditawari untuk jadi asisten dosen di TH Bandung yang upahnya pasti semakin besar. Empat th. mengabdi di SMA Muhammadiyah, beliau lalu mengabdi ke dinas pemerintahan dengan bekerja di Jawatan Irigasi Jawa Barat. Sesudah Proklamasi, tepatnya tanggal 28 September 1945 beliau memimpin beberapa pemuda untuk menggantikan Jawatan Kereta Api dari Jepang. Sesudah peristiwa itu Djuanda diangkat oleh pemerintah RI sebagai kepala Jawatan Kereta Api untuk lokasi Jawa Madura. Beliau sempat juga sekian kali menjabat sebagai menteri seperti Menteri Perhubungan serta Menteri Pengairan, Kemakmuran Keuangan serta Pertahanan. Sempat juga jadi anggota dalam Perundingan KMB serta melakukan tindakan sebagai Ketua Panitia Ekonomi serta Keuangan Delegasi Indonesia. Dalam perundingan ini, Belanda mengaku kedaulatan Indonesia. Djuanda adalah seseorang pemimpin yang dapat berhimpun dengan semuanya kelompok baik itu presiden, menteri maupun orang-orang umum. Beliau meninggal dunia lantaran terserang serangan jantung pada tanggal 7 November 1963.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar